Pagi itu aku melakukan aktivitas seperti biasanya, Hari Minggu, mencuci massal! Niatnya malah sekalian ngubah susunan kamar…
Pukul 11 siang mama tiba-tiba nelepon. Awalnya suaranya tak jelas. Hanya suasana gaduh& jeritan yang aku dengarkan. Karena penuh kebingungan ingin tahu apa yang terjadi, lalu aku pun setengah berteriak meminta kejelasan tentang keadaan di sana. Jawaban mamaku cukup singkat dan membuatku gemetaran minta ampun, ”Ayahmu sekarat! Pulanglah cepat”.
Entah mengapa aku tetap cuek saja. Jiwa setanku muncul dan mengatakan Ayahku akan baik-baik saja. Meski aku masih tetap gemetaran, dan entah aliran darahku makin cepat tatkala aku memebayangkan hal yang tidak aku inginkan. Aku memang tetap berniat pulang hari itu.Namun,lantaran kamarku sudah bagai kapal pecah, aku ingin membersihkan semuanya sebelum meninggalkannya. Dan ternyata itu memakan waktu yang cukup lama.
Akupun menghubungi mama kembali untuk memastikan Ayahku tetap baik-baik saja.Dan memang jawaban yang diberikannya cukup membuatku lega.Ayahmu baik-baik saja,tapi dia betul-betul sekarat.Kata mamaku ”Aku ada disampingnya,tapi dia terus memanggilmu”. Akupun menutup telepon dan melanjutkan kembali pekerjaanku. Kamar itu betul-betul bersih setelah jam strawberry-ku menunjukkan pukul 13.15. Aku buru-buru ganti pakaian dan bergegas pergi. Lantaran seharian belum makan,aku singgah di warung beli sekotak susu coklat. Belum sampai di sana, sepupuku tiba-tiba sms ”Ayah sudah wafat” katanya. Aku setengah lunglai mendengarnya. Bayangan masa depanku tiba-tiba kabur. Aku sempat berhenti di tengah jalan dan tertegun sejenak. Untunglah aku bukan orang yang mudah pingsan. Kulanjutkan perjalanan dengan setengah mata basah. Sampai di angkot, barulah aku betul-betul menangis. Aku sudah tak peduli orang-orang seangkot yang melihat keadaanku. Aku ngotot sama supir angkot supaya mempercepat laju mobilnya…
Dan ketika aku telah dalam perjalanan menuju ke kampung halaman, handphoneku tak pernah diam. Orang di rumah terus menanyakan keberadaanku. Kamu sudah di daerah mana? Cepat sampai yah! Ternyata mereka berniat memakamkan Ayahku hari itu juga. Tapi, waktu berkata lain. Aku tak bisa sampai secepat itu di rumah, lantaran jarak yang begitu jauh. Aku tak rela jikalau mereka tak menungguku! Menguburkan Ayah tanpa diriku. Sayang sekali, waktu memang tak bisa diputar kembali…Aku???Aku tiba di rumah pas jam 9 malam…
Ketika aku melangkahkan kaki memasuki rumah, seketika aku menghambur memeluk tubuh ayahku yang sudah terbujur kaku…
Sedih….sekali…di usiaku yang segini, diriku adalah seorang anak yatim?Adikku yang masih SMP…dia masih membutuhkan figure seorang Ayah…
Kami semua sayang sama Ayah…tapi, Tuhan lebih sayang sama umatnya..
Selamat Tinggal Ayah, masih begitu banyak dosaku yang belum sempat termaafkan olehmu…
Semoga engkau tenang di alam sana…Amien
~ I Love My Dad~